Minggu, 18 November 2012

Sintren bab 2


Hey agan semua? Gmna punya kabar? Pasti baik donx? Hehehehe

Agan masih inget postingan ane tentang sintren nggak? Kalo inget ane kasih tahu sesuatu. Malam minggu kemaren di desa ane ada pagelaran sintren gan. Hihihi (mimpi yg  jadi nyata). Yang nonton beuh.. banyak banget gan. Dari anak kecil ampe embah-embah (ane termasuk diantaranya). Hehehehe

Agan masih tahu sejarahnya sintren khan? Kalo belum silahkan
baca dulu postingan ane yang berjudul sintren. (Kalo nggak salah di kategori kebudayaan). Kalo udah ane jelasin yang selanjutnya.

O iya gan, elemen terpenting dari sintren ini yang jelas ada penarinya donx. Masa peralatan udah mendukung tapi penarinya nggak ada. Hehehe. Ciri-ciri dari penarinya setahu ane kaya gini gan

Harus gadis perawan (kalo yang udah nggak perawan ato yang lainnya ane nggak tahu mempan ato nggak  sebab lom pernah liat penari selain yang bukan perawan. Hahahaha :D)

So pasti harus yang masih muda. Masa perawan tua mau dijadiin penari. Tapi ya mungkin juga sich. Khan kriteria pertama udah terpenuhi.

Merupakan keturunan dari generasi sebelumnya. Maksudnya sang penari harus ada hubungan darah dengan penari sintren generasi sebelumnya. Bisa dari ibu, tante, nenek ato yang lainnya.

Sintren ini dimulai saat sang penari diikat anggota badannya (biasanya sich tangan dan/atau sekitar leher) yang sebelumnya diberi wejangan dulu sama si pawangnya dan diletakkan sebuah nampan berisi pakaian untuk sintren. Lalu sebuah penutup dari bambu yang dilapisi kain kemudian menutupi sang penari. Kemudian sang sinden akan menyanyikan sebuah tembang khusus agar makhluk gaib dapat masuk ke dalam sang penari dan mengganti pakaiannya yang biasa menjadi pakaian buat sintren yang ada di dalam nampan. Kalo secara logika nggak mungkin seorang manusia dapat mengganti pakaiannya padahal anggota badannya sedang terikat. Tapi itu terjadi gan. Bagaimana caranya ya gan? Allohualam.. hanya Alloh yang tahu.

Sang penari akan memberi isyarat mengguncangkan penutupnya saat ia sudah selesai mengganti pakaian. Dan saat sang pawang membuka penutupnya, apa yang terjadi gan? Sang penari bisa mengganti pakaian yang buat sintren dengan tangan dan sekitar leher masih terikat. Hebat banget tuh gan. Trus si sinden akan menyanyikan suatu tembang yang fungsinya sebagai pembukaan dulu. Kemudian ditutup lagi dan dinyanyikan sebuah tembang yang isinya agar tali yang mengikat sang penari dapat terlepas.

Sang penari akan memberi isyarat lagi. Dan saat tutup itu dibuka kedua kalinya sang penari sudah terbebas dari ikatan tali yang membelenggunya. Kemudian sang sinden akan menyanyikan tembang yang bertujuan agar si arwah yang udah masuk ke tubuh sang penari senang n menari. Tiap tembang mempunyai gerakan berbeda yang akan diperagakan oleh sang penari. Menarinya sich lumayan monoton. Tapi itu yang jadi titik pembedanya dengan yang lain. Setelah menurut sang penari cukup menarinya, sang penari akan menari kecil diatas tempat ia duduk dan langsung duduk walaupun musik gamelannya belum terhenti. Sering juga sang penari mempunyai permintaan lagu yang ingin dinyanyikan oleh sinden dengan cara salah satu sinden akan membisikkan sesuatu ke telinga si penari dan si penari akan memberi jawaban dengan berbisik pula. 

Semakin enak nyanyian dan suara gamelan yang dilantukan, semakin semangat si penari akan menari. Tapi ati-ati aja kalo nyanyiannya nggak enak seperti lirik lupa, suara gamelan n suara nyanyian sinden nggak pas pasti si penari akan marah n ngambek (kaya anak kecil aja. Hehehe). Nah itu tugas sang pawang ato pendamping agar dapat membujuk agar si penari dapat tenang dan kembali menari (agak serem juga gan).
Ada juga bagian saat si penari dapat jatuh pingsan saat ada bulatan kain berisi uang terlempar ke bagian tubuhnya. Dan disadarkan lagi oleh sang pendamping. Bagian ini yang biasanya durasinya agak lama gan. Ane juga agak bosen pas bagian ini. Lama banget. Hehehe

Ada juga bagian si penari menari bersama dengan bodor (=pelawak). Biasanya bagian ini yang membuat para penonton tertawa terbahak-bahak.

Bagian terakhirnya si penari tadi akan ditutup lagi dan dimasukkan pakaian yang tadi dipakai si penari sebelum pertunjukan. Si sinden akan menyanyikan tembang khusus dan kemudian si penari memberi isyarat. Penutup dibuka lagi dan si penari kembali seperti semula walaupun kondisinya menjadi lemas karena menghabiskan tenaga saat menari tadi.

Nah, sekian dulu postingan ane kali ini. Semoga bisa bermanfaat. Seperti biasa, tunggu postingan ane selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar